Pengantar Psikologi Kognitif, Sensasi dan Persepsi

  1. Perbedaan psikologi, kognisi, ilmu kognitif, dan psikologi kognitif

Berdasarkan Soemanto (1988) psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hubungan-hubungan antar manusia. Karena hubungan-hubungan antar manusia juga terwujud dalam bentuk tingkah laku, maka dapat dikemukakan sebuah definisi yang lebih singkat lagi: Psikologi ialah ilmu-ilmu tingkah laku manusia. Manusia adalah golongan makhluk yang tertinggi derajatnya.

Sementara itu, psikologi kognitif adalah studi terhadap proses-proses yang melandasi dinamika mental (solso, 2014). Secara sederhana studi tentang bagaimana orang biasanya berpikir disebut sebagai psikologi kognitif. Dalam pengertian lain, psikologi dapat dilihat sebagai studi tentang mekanisme yang menopang dinamika pikiran. Faktanya, psikologi kognitif memperhitungkan semua yang kita lakukan. Ada hubungan yang kuat antara kognisi dan psikologi kognitif. sebagian besar karena fakta bahwa begitu kita memikirkan sesuatu, kita sudah terlibat dalam aktivitas kognitif.

Menurut Solso (2014), kognisi adalah studi ilmiah tentang jiwa yang berpikir. Hal ini berkaitan dengan bagaimana kita memperhatikan dan memperoleh informasi, bagaimana informasi disimpan dan diproses di otak, dan bagaimana memecahkan masalah. Kognisi juga berfokus pada bagaimana informasi disimpan dan diproses di otak (masalah). Oleh karena itu, kognisi adalah cara berpikir yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pengetahuan dan informasi.

Ilmu kognitif atau dikenal juga sains kognitif adalah studi antardisiplin dan ilmiah tentang budi dan kecerdasan. Ilmu kognitif meneliti sifat, tugas, dan juga fungsi kognisi (dalam arti luas). Ilmu kognitif meliputi metode psikologi, linguistik, filsafat, ilmu komputer, kecerdasan buatan, ilmu saraf, dan antropologi. (wikiwand.com, 2022)

  • Sejarah Singkat dan tokoh-tokohnya

Salah satu perhatian dalam sejarah adalah mengenai gagasan pertama adalah tentang dari mana pikiran dan ingatan berasal. Hieroglif Mesir kuno menunjukkan bahwa orang-orang yang membuatnya berpikir bahwa pengetahuan ada di dalam hati. Ini juga merupakan pandangan filsuf Yunani kuno Aristoteles, yang berbeda dengan pandangan gurunya Plato, yang menganggap bahwa pengetahuan ada di dalam otak.

Aristoteles Pengetahuan berpusat di hati

Plato Pengetahuan berpusat pada otak

Berdasrkan Solso, MacLin, & MacLin (2014) tedapat dua gagasan tentang bagaimana pengetahuan disimpan dalam pikiran yaitu pandangan empiris dan nativis. Kaum empiris mengatakan bahwa orang belajar dari hal-hal yang mereka lakukan dan lihat dalam hidup mereka. Seperti, semua yang kita tahu adalah sesuatu yang telah kita pelajari. Sementara itu, kaum nativis mengatakan bahwa pengetahuan berasal dari cara otak dibangun. Dengan kata lain, kita sudah mengetahui beberapa hal ketika kita dilahirkan.

Namun, dalam pandangan sains, kedua pendapat ini tidak dapat diverifikasi atau dibuktikan kebenarannya sehingga perbedaan kedua pendapat tersebut masih terus berlanjut tanpa ada salah satu sisi yang dianggap “mengalahkan” pendapat yang lain.

Namun pada saat ini, melihat hal tersebut dengan perspektif yang lebih modern, yaitu bahwa informasi yang didapatkan melalui pengalaman diproses oleh otak reseptif bawaan yang memungkinkan kita untuk memproses dan memahami pengalaman ini, sehingga membentuk pengetahuan.

Berikut ini adalah sejarah singkat tentang perkembangan psikologi kognitif.

Abad 18  (period of enlightenment) / The Renaissance (renaisans) saat dimana pengetahuan berkembang tanpa takut adanya intervensi dari gereja.  Tokoh Empirisme : George Berkeley, David Hume, James Mill, & John Stuart Mill) à representasi internal terdiri dari 3 jenis: peristiwa sensorik langsungperistiwa yang disimpan dalam memori, transformasi dari peristiwa-peristiwa ini dalam proses berpikir. David Hume (1860-an) mempostulatkan bahwa representasi internal dibentuk berdasarkan peraturan dapat didefinisikan dan formasi serta transformasi tersebut membutuhkan waktu dan usaha. Asumsi Hume mendasari sebagian besar psikologi masa kini.  
Abad 19Wundt (Jerman) & Titchener (Amerika) menekankan struktur representasi mental melalui penelitian mereka terkait introspeksi.Brentano (Austria) menekankan proses atau tindakan dari representasi mental.F.C Donders & James Cattell melakukan eksperimen terkait persepsi terhadap tampilan visual sehingga menerbitkan laporan eksperimen yang menjadi awal munculnya disiplin ilmu formal baru (psikologi kognitif)Willian James à mendirikan laboratorium psikologi pertama di Universitas Harvard, Amerika.
Abad 20Kelahiran teori behaviorisme à stimulus – responEdward C. Tolman (1932) à mengembangkan konsep peta kognitif berdasarkan eksperime tikus yang diletakkan dalam labirin untuk menemukan makanan.Sir Frederick Bartlett (1932) à Menulis RememberingPenelitian tentang memori manusia à Apa yang diingat terkait dengan kesan keseluruhan yang didapat dari sebuah cerita atau pengalaman.1956 àLahir gelombang revolusi kognitifGeorge miller (1956) à Menjadi pionir evaluasi empiris terhadap kognisi.Ulrich Neisser (1960-an) à menulis buku teks psikologi kognitif yang pertama.Kemunculan disiplin ilmu psikologi kognitif resmi.
  • Kajian psikologi kognitif

Pembahasan psikologi kognitif berkaitan dengan:

  • Cara memperoleh & memproses informasi mengenai dunia,
    • Cara informasi itu disimpan & diproses oleh otak,
    • Cara kita menyelesaikan masalah,
    • Berpikir & menyusun bahasa, dan
    • Bagaimana proses-proses ini ditampilkan dalam perilaku yang dapat diamati.

Sementara itu, neuroscience berkaitan dengan mekanisme otak mendasar yang menghasilkan pengalaman kognitif. Psikologi fisiologis dan neuroanatomi mendapat sedikit perhatian selama tahun-tahun awal psikologi kognitif, mungkin karena ketergantungan pada metafora komputer. Lebih lanjut, neuroanatomi dan bidang terkait tampaknya sangat jauh dari, dan memiliki sedikit kesamaan dengan, masalah kognitif seperti persepsi, memori, dan pemikiran.

Beberapa area kajian atau penelitian psikologi kognitif dijelaskan sebagai berikut.

  1. Sensasi/ Persepsi (sensation/perception)

Proses manusia dalam mendeteksi dan menafsirkan masukan yang diterima oleh panca indera yang dimiliki manusia disebut sebagai persepsi, atau dalam bahasa Inggris persepsi. Penggunaan informasi yang telah disimpan ke memori oleh manusia diperlukan untuk pembentukan persepsi ini. Ketika berbicara tentang pemrosesan informasi secara umum oleh manusia, proses yang dimulai paling awal adalah persepsi.

  • Pengenalan Pola (Pattern Recognition)

Dalam konteks psikologi kognitif, pengambilan pola merupakan langkah awal dalam proses mendeteksi rangsangan yang telah dikirimkan ke otak manusia dalam bentuk informasi yang terstruktur secara rumit. Rangsangan ini dapat mencakup hal-hal seperti pemandangan, suara, bau, sentuhan, dan rasa.

  • Perhatian (attention)

Perhatian, yang biasa juga disebut atensi, didefinisikan sebagai pemusatan pikiran pada suatu item atau tugas tertentu sementara pada saat yang sama mengabaikan hal atau tugas lain. Perhatian adalah sebuah konsep yang berasal dari bidang psikologi kognitif.

  • Memori (Memory)

Memori, juga dikenal sebagai ingatan, adalah tindakan menyimpan informasi di dalam kerangka pikiran dan otak manusia; kapasitas memori rata-rata orang dapat berkisar dari beberapa detik hingga jumlah waktu yang diperpanjang yang berlangsung sepanjang hidup mereka.

  • Pencitraan (Imagery)

Ini juga bisa disebut sebagai fabrikasi yang dialami oleh otak dan pikiran manusia dan merupakan hasil dari tindakan membayangkan kembali objek atau peristiwa yang telah dirasakan dalam pikiran. Imajinasi atau imajinasi disebut juga sebagai berpikir kreatif.

  • Bahasa (Language)

Istilah “diskusi” dapat ditulis atau diucapkan dengan lantang. Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan di mana-mana, dan ini termasuk bentuk lisan dan tulisan, seperti yang ditemukan di buku, surat kabar, dan majalah.

  • Penalaran

Penalaran atau reasoning adalah suatu sistem penarikan kesimpulan yang sesuai dengan kaidah-kaidah logika. Penalaran formal biasanya dibagi menjadi dua jenis penalaran, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Suatu sistem penarikan kesimpulan yang dimulai dari hal-hal khusus menjadi umum disebut induktif, dan sistem penarikan kesimpulan yang dimulai dari hal-hal umum menjadi khusus disebut deduktif.

  • Pengambilan Keputusan

Dalam konteks psikologi kognitif, istilah “pengambilan keputusan” mengacu pada proses yang dilalui seseorang saat memilih antara dua atau lebih pilihan, menilai frekuensi suatu peristiwa, atau membentuk prediksi tentang skenario yang ada di depan atas dasar dari informasi yang terbatas.

  1. Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Dalam konteks ini, istilah “pemecahan masalah” mengacu pada proses mencari dan menemukan solusi untuk masalah atau situasi yang menantang.

  • Pembentukan Konsep atau Pembelajaran

Penerapan pedoman tertentu diperlukan untuk pengembangan ide atau pembelajaran. Digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan hal-hal yang memiliki kesamaan dalam struktur dan fungsinya.

  • Perkembangan Kognitif

Istilah “perkembangan kognitif” mengacu pada periode perkembangan kognitif manusia yang terjadi sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. Tahap ini dimulai dengan berpikir secara konkrit atau melibatkan pengertian-pengertian yang konkrit dan berlanjut ke yang lebih tinggi yaitu konsepsi abstrak dan logis.

  • Kecerdasan Manusia (Human Intelligence)

Kecerdasan adalah kemampuan manusia untuk memahami bahasa secara umum, bertindak sesuai dengan instruksi, menerjemahkan deskripsi verbal ke dalam tindakan nyata, dan berperilaku sesuai dengan norma-norma masyarakat. Sementara kecerdasan buatan (AI) mengacu pada kapasitas program komputer untuk melakukan aktivitas kognitif dengan cara yang sama seperti yang dilakukan manusia, istilah “kecerdasan buatan” kadang-kadang digunakan secara bergantian. AI dapat ditemukan di robotika dan game seru.

  • Proses Emosi dan Kognitif

Emosi dan proses kognitif adalah bidang studi yang menyelidiki bagian yang dimainkan oleh emosi dan keadaan pikiran, atau pengaruh yang dimiliki emosi dan keadaan pikiran, efisiensi dengan mana pikiran manusia memproses informasi atau melakukan aktivitas kognitif lainnya.

  • Sekilas tentang teori behaviorisme

“Behaviorism A theory of animal and human learning that focuses on objectively observable behaviors and discounts mental activities” (Solso, MacLin, & MacLin, 2014)

Gagne dan Berliner adalah dua tokoh penemu teori belajar behavioristik. Teori ini menggambarkan perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa belajar. Ide ini telah berkembang menjadi aliran psikologi pembelajaran yang mempengaruhi tujuan peningkatan teori dan praktik pembelajaran di ranah pendidikan dan pembelajaran. Aliran behavioristik adalah nama lain dari aliran psikologi belajar. Aliran ini mengutamakan perkembangan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar.

Belajar adalah hasil dari hubungan stimulus-respons. Menurut teori behavioristik, aspek yang paling signifikan dari proses belajar mengajar adalah bahwa seseorang dianggap telah belajar ketika dia menunjukkan perubahan perilaku. Menurut pendekatan ini, proses belajar dapat dipandang sebagai stimulus dan respon.

  • Beberapa teori kognitif

Teori Jean Piaget

Menurut Piaget, proses belajar seorang individu akan mengikuti pola dan tahapan perkembangan sesuai dengan usianya. Pola dan fase ini bersifat hierarkis, yang berarti harus dilintasi dalam urutan tertentu, dan seseorang tidak dapat mempelajari sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya pada saat mempelajarinya. Piaget mengklasifikasikan setiap tahap perkembangan kognitif seseorang menjadi salah satu dari empat kategori yaitu 1)Tahap Sensorimotor (umur 0 – 2 tahun), 2) Tahap Preoperasional (umur 2 – 7/8 tahun), 3) Tahap Operasional Konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun) 4) Tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun).

Teori Bruner

Jerome Bruner menawarkan perspektif tentang perkembangan kognitif manusia, serta cara-cara di mana orang dapat belajar atau memperoleh pengetahuan. Menurut Jerome Bruner, kemajuan perkembangan seseorang dapat dipecah menjadi tiga tahap berbeda, yang masing-masing diatur oleh cara individu memandang dunia di sekitar mereka. Siswa terlibat dalam kegiatan dalam upaya untuk lebih memahami lingkungan mereka selama tahap aktif ini, yang menggambarkan objek dunia nyata. Siswa mengembangkan kapasitas mereka untuk observasi dengan berpartisipasi dalam kegiatan dunia nyata.

  1. Tahap enaktif. Misalnya, jika seorang guru memegang beberapa pensil, maka mereka dapat mendorong kelasnya untuk berhitung menggunakan benda nyata (pensil). Pembelajaran kinestetik atau berbasis tindakan juga bisa menggambarkan tahap ini.
  2. Tahap ikonik: siswa atau orang lain mampu memahami hal-hal dunia melalui visualisasi gambar atau gambar itu sendiri.
  3. Seseorang mencapai Tahap Simbolik ketika mereka memahami dunia melalui penggunaan simbol, seperti bahasa, logika, matematika, dll. Pikiran siswa pada titik ini secara signifikan dipengaruhi oleh bahasa dan logika, dan komunikasi dicapai dengan penggunaan sistem simbol.

Teori Ausubel

Menurut Ausubel, proses pembelajaran bermakna adalah tindakan menghubungkan informasi yang baru diperoleh dengan gagasan yang sudah ada sebelumnya yang berkaitan dengan struktur kognitif seseorang. Ketika pembelajaran bermakna, informasi baru diintegrasikan ke dalam asumsi yang diperoleh sebelumnya.

Dalam hal pendidikan, Ausubel membedakan antara belajar untuk menemukan dan belajar untuk menerima. Siswa hanya diajarkan menerima dalam proses menerima, sehingga informasi hanya perlu dipelajari satu kali. Dalam proses belajar menemukan, siswa menemukan sendiri makna konsep; Akibatnya, siswa tidak menerima materi pelajaran begitu saja.

Selain itu, Ausubel berpendapat bahwa ada perbedaan mendasar yang harus dibuat antara mempelajari sesuatu dengan menghafal dan mempelajari sesuatu untuk kepentingannya sendiri. Pembelajaran menghafal menuntut siswa untuk menghafalkan informasi yang telah diperoleh, sedangkan pembelajaran yang bermakna menuntut siswa untuk mengembangkan pemahaman terhadap informasi yang telah diperoleh agar informasi tersebut lebih mudah dipahami.

Teori Vygotsky

Scaffolding dan ZPD, atau Zona Perkembangan terdekat, keduanya merupakan gagasan yang dapat ditemukan dalam teori perkembangan anak Vygotsky. ZPD adalah kemampuan individu untuk menemukan solusi dari suatu masalah tanpa bantuan individu lain. Sementara perancah mengacu pada penghapusan bertahap dari sejumlah dukungan yang ditawarkan kepada anak-anak selama perkembangan mereka, pada akhirnya mengharuskan anak mengambil seluruh beban dari semua tanggung jawab.

Ditemukan, melalui penerapan teori Vygotsky, bahwa teman sebaya anak-anak, selain guru atau mentor, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kemampuan kognitif mereka. Dan terlepas dari kenyataan bahwa siswa dalam skenario ini dituntut untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, pengawas juga dituntut untuk aktif mendampingi proses pembelajaran.

  • Sensasi dan Persepsi

Manusia mempersepsi informasi yang berkaitan dengan dunia, lingkungan dan memproses informasi dengan menggunakan otak komputasional. Berikut adalah tahapan pemrosesan informasi (Solso, MacLin, & MacLin (2014))

Sensasi mengacu pada deteksi awal energi dari dunia fisik. Studi tentang sensasi berkaitan dengan struktur dan proses mekanisme sensorik, serta rangsangan yang mempengaruhi mekanisme tersebut.

Persepsi, di sisi lain, membutuhkan kognisi tingkat tinggi untuk menafsirkan informasi sensorik. Sensasi adalah deteksi awal terhadap stimulus, sedangkan persepsi adalah interpretasi dari apa yang kita rasakan. Kejadian sensorik yang diterima diproses sesuai dengan pengetahuan kita tentang dunia, sesuai dengan kebudayaan, harapan dan lain-lain yang dapat mempengaruhi dan memberikan makna terhadap pengalaman sensorik sederhana (ini yang disebut persepsi).

Berikut ini adalah contoh beberapa stimuli yang mempengaruhi mekanisme sensorik.

InderaStrukturStimulusReseptor
Penglihatan Pendengaran Perasa/ pengecap Penciuman perabaMata Telinga Lidah Hidung KulitGelombang cahaya Gelombang suara Senyawa kimia Senyawa kimia TekananSel batang dan sel kerucut Sel-sel rambut Ujung saraf perasa Sel-sel rambut Sel-sel saraf

Secara sederhana hubungan sensasi dan persepsi digambarkan sebagai berikut.

Ilusi

Perbedaan antara sensasi dan interpretasi yang dirasakan dari sensasi yaitu, antara apa yang diterima sistem sensorik kita dan apa yang ditafsirkan oleh pikiran telah lama menjadi pusat persepsi dan kognisi. Psikofisika adalah studi tentang hubungan antara perubahan fisik di dunia dan pengalaman psikologis yang terkait dengan perubahan ini. Psikofisika menggunakan pengukuran kualitas fisik dan psikologis.

rangsangan sensorik yang sama Ilusi perseptual terjadi ketika realitas dan persepsi tidak sesuai. Ilusi Müller-Lyer (lihat gambar di bawah) adalah contoh yang terkenal, di mana dua segmen garis yang sama tampak tidak sama. Penjelasan untuk ilusi ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh pengalaman kita sebelumnya, yang telah mengajarkan kita untuk mengharapkan bentuk-bentuk tertentu menjadi jauh dan yang lain menjadi dekat. Di sisi lain, beberapa berpendapat bahwa ilusi ini (dan yang lain menyukainya) mencerminkan struktur otak invarian yang mendalam. Ilusi penting bagi psikofisika karena mereka memberikan wawasan tentang bagaimana sistem persepsi kita bekerja, bukan karena mereka menunjukkan kekurangan dalam kemampuan kita untuk merasakan. Misalnya, lingkaran dalam ilusi ular yang berputar tampak bergerak karena luminansi pola berubah dari lebih gelap menjadi lebih terang. Ilusi hanya muncul di pinggiran penglihatan kita karena tatapan langsung pada lingkaran yang bergerak menghentikan persepsi. Ini menyiratkan bahwa perubahan luminance ditafsirkan (diproses) sebagai gerakan oleh penglihatan tepi (Kitaoka & Ashida, 2003). M. C. Escher menyadari ilusi dan menciptakan beberapa ilusinya sendiri saat menciptakan seninya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar.

Proses informasi Bottom-up dan top-down

Pengenalan pola bottom-up adalah teori yang mengusulkan bahwa proses pengenalan dimulai dengan identifikasi bagian-bagian tertentu dari suatu pola, yang berfungsi sebagai dasar untuk pengenalan pola secara keseluruhan. Sederhananya, pengenalan pola bottom-up terjadi ketika proses pengenalan pola dimulai dengan bagian-bagian dan berlanjut ke pengenalan keseluruhan. Sementara itu, top down adalah teori yang mengemukakan bahwa proses pengenalan dimulai dengan hipotesis tentang identifikasi suatu pola, yang dilanjutkan dengan pengenalan bagian-bagian berdasarkan asumsi-asumsi sebelumnya. Secara sederhana, pengenalan pola top-down adalah proses yang mengenali pola dari keseluruhan ke bagian-bagiannya.

Gestalt Theory

Psikolog Gestalt mempelajari bagaimana kita mengatur dan mengklasifikasikan rangsangan visual pada awal abad kedua puluh, meskipun persepsi hanyalah salah satu komponen dari teori mereka secara keseluruhan. Untuk psikolog Gestalt awal ini, organisasi pola mensyaratkan semua rangsangan bekerja sama untuk menghasilkan kesan yang melampaui jumlah total semua sensasi.

Menurut pendiri gerakan Gestalt, Max Wertheimer (1923), beberapa pola rangsangan cenderung terorganisir secara alami (atau “spontan”).

Hukum Gestalt lainnya termasuk the law of proximity, similarity, closure, symmetry, continuity, and common fate. Kita melihat susunan delapan titik di bawah ini sebagai persegi atau lingkaran karena pragnanz, tetapi ketika mereka gagal dalam tes bentuk yang baik, kita hanya melihat bentuk abstrak. Ketika titik-titik disusun secara berbeda, kita melihat garis lurus. Kita tidak lagi melihat garis jika kita mengatur titik-titik tersebut sehingga setiap titik lainnya digeser; sebagai gantinya, kita melihat empat set pola dua titik karena kedekatan titik-titik relatif satu sama lain. Karena hukum kesamaan, jika kita mengubah pola isian titik-titik di bawah ini, kita sekarang melihat dua baris titik.

Teori Gestalt menggambarkan proses persepsi dengan mengatur elemen-elemen yang memiliki hubungan, pola, atau kesamaan menjadi satu kesatuan. Teori Gestalt tidak sejalan dengan teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung mencoba mereduksi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.

Berikut ini adalah penjelasan tentang hukum Gestalt

Hukum kesamaan

Menurut hukum kesamaan, hal-hal serupa cenderung tampak berkelompok. Baik rangsangan visual dan pendengaran dapat dikelompokkan.

Pada gambar di bagian atas halaman ini, misalnya, Anda mungkin melihat dua baris lingkaran berwarna yang berbeda, bukan hanya kumpulan titik.

Pragnanzgesetz

Hukum prgnanz juga dikenal sebagai hukum sosok yang baik atau hukum kesederhanaan. Hukum ini menyatakan bahwa ketika Anda disajikan dengan kumpulan objek yang ambigu atau kompleks, otak Anda akan menyederhanakannya sebanyak mungkin.3 Misalnya, ketika Anda melihat logo Olimpiade, Anda melihat lingkaran yang tumpang tindih daripada kumpulan lingkaran yang melengkung dan terhubung. garis.

Pregnanz adalah kata Jerman yang berarti “sosok yang baik.”

Hukum Kedekatan

Hal-hal yang berdekatan tampak lebih terkait daripada hal-hal yang lebih jauh, menurut hukum kedekatan. 4 lingkaran di sebelah kiri tampaknya merupakan bagian dari satu pengelompokan pada gambar di bagian atas halaman, sedangkan lingkaran di sebelah kanan tampaknya merupakan bagian dari yang lain. Kami mengelompokkan objek bersama-sama karena mereka berdekatan.

Hukum Kontinuitas

Hukum kontinuitas menyatakan bahwa titik-titik yang dihubungkan oleh garis lurus atau lengkung terlihat pada lintasan yang paling halus. Dengan kata lain, elemen dalam garis atau kurva tampak lebih terkait satu sama lain daripada elemen yang ditempatkan secara acak.

Hukum Penutupan

Kita menganggap unsur-unsur sebagai bagian dari kelompok yang sama jika mereka tampak melengkapi suatu entitas, menurut hukum penutupan.1 Otak kita sering mengabaikan informasi yang kontradiktif dan mengisi kekosongan informasi. Karena otak Anda mengisi celah yang hilang untuk membuat gambar yang bermakna, Anda mungkin melihat bentuk berlian pada gambar di bagian atas halaman.

Hukum Wilayah Bersama

Menurut hukum Gestalt wilayah bersama, kita menganggap elemen sebagai milik kelompok yang sama ketika mereka berada di wilayah tertutup yang sama.1Lihatlah gambar terakhir di bagian atas halaman. Lingkaran-lingkaran itu sangat berdekatan sehingga titik di ujung satu lingkaran sebenarnya lebih dekat ke titik di ujung lingkaran tetangga. Terlepas dari seberapa dekat kedua titik itu, titik-titik di dalam lingkaran tampak menyatu.

Daftar pustaka

Safitri, S. I., Saraswati, D., & Wahyuni, E. N. Teori Gestalt (Meningkatkan Pembelajaran Melalui Proses Pemahaman) Gestalt Theory (Improve Learning Outcomes Through The Understanding Process).

Solso, R. L., MacLin, O. H., & MacLin, M. K. (2014). Cognitive Psychology: Pearson New International Edition. Essex.

Wikiwand.com, (2022). Ilmu kognitif. Diakses September 2022, dari https://www.wikiwand.com/id/Ilmu_kognitif

Soemanto, W. (1988). Pengantar Psikologi. Bina Aksara.

www.verywellmind.com, (2022). Gestalt Laws of Perceptual Organization. Diakses september 2022, dari https://www.verywellmind.com/gestalt-laws-of-perceptual-organization-2795835

Categories: Tak Berkategori | Tags: , , | Leave a comment

Post navigation

Leave a comment